close

Arah Baru Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Menurut Mendiktisaintek

Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro  tampil di acara talkshow yang dilaksanakan oleh IDN Times bersama Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dan, Co-Founder of ParagonCorp & CEO of NSEI,  Salman Subakat di IDN HQ, Jakarta Pusat, Kamis (16/1) 2025. Pada acara tersebut Mendiktisaintek menyampaikan arah baru pendidikan tinggi sains dan teknologi yang kini diusung Indonesia.

“Kita berharap mempersiapkan untuk Indonesia Emas 2045. Itu grand strategy-nya, dari sekarang hingga 2029,” ujar Satryo.

Mendiktisaintek Satryo menjelaskan bahwa Kemdiktisaintek selalu mengupayakan pendidikan tinggi di Indonesia mampu mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai target Indonesia Emas 2045 dengan cara menyiapkan talenta-talenta nasional.

“Itu ditempuh dengan memastikan kembali arah kita punya pendidikan tinggi ke depan, supaya betul-betul bisa mencapai target Indonesia emas 2045. Paling tidak yang saya upayakan dari saat ini adalah pastikan tiap perguruan tinggi itu harus mempunyai dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Satryo.

Baca Juga :  Kemendikbud Dukung Program Kampus Merdeka untuk Desa

Dirinya, lanjut Satryo, mengamanahkan setiap perguruan tinggi untuk menata kembali program-program yang dilaksanakan masing-masing kampus dan memastikan dampak perguruan tinggi tersebut hadir untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

“Paling tidak kita berharap adanya talenta-talenta lulusan perguruan tinggi yang mampu berkarya, berkarya untuk diri sendiri, keluarganya, komunitasnya, dan masyarakat secara umum,” ujar Satryo.

Menurutnya pendidikan terbaik adalah yang dapat mempersiapkan para lulusannya untuk mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu manfaat. Sebelumnya Mendiktisaintek  menyampaikan mengenai 4 kekurangan yang sekarang tidak dimiliki lulusan tanah air seperti membaca, menulis, punya work habit yang tinggi, serta kemampuan berkomunikasi dengan baik dan teamwork.

“Dimanapun bekerja nanti, itu yang dibutuhkan. Bisa membaca, bisa menulis, work habit yang tinggi, teamwork, communication. Itu kuncinya,” tutur Satryo.

Beliau juga menambahkan satu tambahan aspek yang tidak kalah penting, yaitu setiap lulusan harus mampu belajar sepanjang hayat. Satryo menyampaikan bahwa untuk setiap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, kedepan tantangan luar biasa banyaknya, dan beberapa pekerjaan bisa diambil alih oleh AI, robot, machine learning, automation.

Baca Juga :  Mengubah Tantangan Menjadi Peluang Melalui Beasiswa PMDSU - Pengalaman dan Inspiratif serta Motivasi Mahasiswa PMDSU batch 1

“Tujuannya adalah menyelesaikan soal yang kompleks, jadi untuk teman-teman dosen, ke depan kita mesti mengajarkan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang kompleks,” kata Satryo.

Complex thinking menurutnya penting, karena itu akan menuntut kita untuk berpikir kritis. Karena menurutnya jika tidak ada rasa ingin tahu, cenderung tidak akan belajar. Lanjutnya, saat ini Indonesia masih terjebak pada middle income trap. Karena Indonesia belum produktif dan etos kerjanya masih kurang. Harapannya kedepan industri mampu membawa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

“Untuk membawa maju Indonesia kita harus punya teknologi yang dapat bersaing secara global dan peningkatan produktivitas,” tutup Satryo.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek