close

ITS Turut Kembangkan PASTI, Alat Pemantau Kondisi Pasien

Kampus ITS, ITS News – Tim peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama empat perguruan tinggi lainnya membuat inovasi pengembangan alat Patient Portable Monitoring System (PPMS) yang diberi nama Patient Monitoring System with Simplicity Integration (PASTI). Alat tersebut untuk membantu memonitor kondisi pasien di rumah sakit.

Diterangkan oleh salah satu tim pengembang PASTI dari ITS Dr Wiwik Anggraeni SSi MKom, perbedaan alat PPMS yang dikembangkan timnya ini terletak pada ukurannya. PPMS yang dikembangkan ITS bersama empat perguruan tinggi tersebut dirancang dengan ukurannya yang lebih praktis.

Pengembangan alat ini didanai oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) SIGHT 2022. Empat perguruan tinggi lainnya tersebut adalah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Adi Nuswantoro (Udinus), Bina Nusantara (Binus), dan Universitas Katolik Atmajaya. Sementara ini, PASTI didedikasikan untuk PPMS yang membantu kebutuhan operasional di Rumah Sakit UMM.

Menurut Wiwik, rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan sudah sepatutnya dapat memberi layanan yang maksimal kepada pasien. Pemantauan data rekam medis kondisi pasien secara kontinyu dan tidak terputus merupakan hal yang sangat penting dilakukan. “Kegagalan dalam pemantauan kondisi pasien dalam beberapa menit saja dapat berakibat fatal bagi nyawa mereka,” papar dosen Departemen Sistem Informasi ITS ini.

Baca Juga :  Kampus Mengajar, Pengabdian Penuh Semangat Untuk Belajar Mengajar

Pasalnya, lanjut Wiwik, alat PPMS yang ada sebelumnya hanya sebatas digunakan dalam mobil ambulance hingga emergency room (ER) rumah sakit. Alat tersebut akan berhenti bekerja saat pasien tiba di ER dan tidak bisa dipakai terus hingga ke ruang perawatan. Hal ini menyebabkan kondisi histori pasien terpotong. “Sementara berdasarkan standar pelayanan pasien, seharusnya histori kondisi pasien harus terus terpantau,” jelas Wiwik.

Usai serah terima Patient Monitoring System with Symplicity Integration (PASTI) yang berlangsung di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang

Ia mengungkapkan, histori pasien yang terpotong bisa menyebabkan diperlukannya pengukuran ulang kondisi pasien. Permasalahan juga ditambah dengan hasil pencatatan PPMS yang hanya tercetak pada hardcopy dan belum bisa terekam dalam database. Selama ini, data rekam medis dasar pasien ini biasanya dicatat secara manual dalam interval waktu tertentu. “Kondisi tersebut tentu menyulitkan proses analisis dan pemantauan kondisi pasien secara real time,” tandasnya.

Beranjak dari hal tersebut, PASTI hadir untuk memberi kemudahan dengan mengintegrasikan alat di dalamnya. Bentuknya yang ringkas, memudahkan petugas kesehatan memindahkan alat dari ambulance hingga ruang perawatan. “Pemantauan rekam medis secara real time juga mempercepat proses penanganan pasien,” terang Wiwik.

Baca Juga :  Pertama di Indonesia, Dua Universitas Rusia Buka Kantor di ITS

Selain itu, menurut Wiwik, PASTI dirancang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan berbagai alat yang ada di rumah sakit. Hal ini memungkinkan untuk diproduksi lebih banyak sehingga dapat diterapkan pada banyak pasien. Dengan begitu, alat ini mampu mempercepat proses penanganan pasien, otomasi data rekam medis pasien, dan pemantauan kondisi pasien.

Tampilan proses kerja Patient Monitoring System with Symplicity Integration (PASTI) dari pengambilan data hingga pengolana data yang dapat dimonitor melalui smartphone

Dalam pengembangan PASTI diperlukan waktu selama enam bulan untuk menyelesaikannya. Untuk menyimulasikan transaksi data ini, tim pengembang telah mengembangkan aplikasi berbasis web untuk menggambarkan apa yang dapat digunakan PASTI sebagai solusi pemantauan pasien secara online. Pengusungan sistem modular juga sudah dapat diintegrasikan dengan sistem informasi yang sudah mapan.

Selama proses pengembangan PASTI, kerja sama di antara lima perguruan tinggi ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana. “Ke depannya, saya berharap alat ini dapat meningkatkan tingkat kinerja paramedis di rumah sakit,” tutur Wiwik penuh harap. (HUMAS ITS)