close

Rektor IPB University Beri Kuliah Umum di Universitas Negeri Makassar, Bahas Inovasi Teknologi dan Kewirausahaan

Rektor IPB University, Prof Arif Satria menjadi narasumber dalam Kuliah Umum “Inovasi Teknologi dan Kewirausahaan Bersama Rektor IPB University” yang diselenggarakan di Universitas Negeri Makassar, (20/03).
Kuliah umum tersebut diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Rektor Universitas Negeri Makassar dan IPB University serta antara Universitas Negeri Makassar dan Universitas Sulawesi Barat.

“Ini adalah agenda yang penting, kerjasama sangat penting untuk kita saling bersinergi mendorong institusi yang kita pimpin dengan praktik-praktik yang baik,” Prof Dr Ir Husain Syam, Rektor  Universitas Negeri Makassar.

Prof Arif Satria mengawali pemaparannya dengan fakta bahwa saat ini dunia tengah dihadapkan dengan suasana disrupsi yang menuntut manusia untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia mengutip pernyataan Darwin bahwa mereka yang akan survive bukanlah yang terkuat dan terpintar semata, tetapi mereka yang responsif terhadap perubahan.

“Oleh karenanya kemampuan kita dalam mencermati perubahan inilah yang menjadi kata kunci,” ujar Prof Arif memberikan penekanan.
Pada satu sisi memang benar bahwa era revolusi industri 4.0 dapat menyebabkan hilangnya 3500 pekerjaan, namun disrupsi tersebut pada akhirnya membangun 19.600 pekerjaan baru di lapangan dengan tuntutan kualifikasi-kualifikasi baru.

Baca Juga :  Dosen ITS dan ITB Berkolaborasi Rancang FEED Proyek Geng North

“Dari sini terlihat bahwa perubahan teknologi sebenarnya memberikan opportunity yang lebih banyak,” tegas Prof Arif Satria optimis.
Prof Arif Satria kemudian memberikan contoh perubahan dunia kerja, yang mana saat ini untuk memiliki perusahaan transportasi, tidak lagi harus memiliki banyak kendaraan. Begitu pun dalam berbisnis penginapan, kita tidak harus memiliki banyak bangunan secara fisik. Maka di dunia pendidikan untuk menghasilkan para lulusan yang terkualifikasi, tidak harus membangun sebuah universitas.

“Mungkin kita akan berpikir bahwa saingan Universitas Negeri Makassar adalah perguruan tinggi lain, tapi ternyata tidak sepenuhnya benar, saat ini telah muncul Google Career Certificates, Google menawarkan pendampingan kursus hingga mendapatkan pekerjaan,” katanya.

Menghadapi era ketidakpastian ini tidak bisa dilakukan sendiri melainkan harus berkolaborasi. Salah satu cara melatih kemampuan kolaborasi mahasiswa adalah dengan adanya projek skripsi berkelompok. Saat ini sudah masanya penerapan interdisiplin, sehingga  mahasiswa dari berbagai jurusan akan saling bertukar perspektif dan melatih untuk meletakkan toleransi diatas egoisme sektoral.

Baca Juga :  Pertama, ITS Raih Penghargaan Indonesia’s SDGs Action 2023

Di dalam pemaparannya, Prof Arif memberikan beberapa contoh inovasi IPB University dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan sains data. Di antaranya adalah platform Ecosystem yang merupakan sistem pintar untuk untuk mendeteksi konversi lahan, Fire Risk System yang menyediakan informasi tingkat kerentanan dan prakiraan risiko kebakaran lahan dan hutan, Smart Seeds yang merupakan layanan informasi pemupukan dan irigasi untuk berbagai komoditas sayur, Smart Integrated Pest Management yang mampu mendeteksi penyakit tanaman secara cepat dengan menggunakan aplikasi smartphone, serta aplikasi hasil inovasi pertanian lainnya seperti Preci Palm, FASTREX, aplikasi deteksi kematangan buah, dan masih banyak aplikasi lainnya.

“Saat ini sains data adalah kekuatan yang besar, sehingga di masa depan visi Indonesia tidak lagi hanya kedaulatan pangan atau energi tetapi juga kedaulatan data,” pungkas Prof Arif Satria.