close

Ketika Fisika Bertemu Pendidikan, Kepoin Profilnya Disini

Jember, 27 Februari 2024 – Universitas Jember terus menyebarluaskan profil beberapa program studi yang dimiliki, mengingat penutupan pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) semakin dekat. Untuk menjawab kebimbangan siswa dalam menentukan pilihan, kali ini diselenggarakan podcast yang menggali lebih dalam tentang perbedaan dan kesamaan antara Pendidikan Fisika dengan Fisika, serta apa saja yang dipelajari di D3 Kesekretariatan.

Bertempat di gedung rektorat kampus Tegalboto Jumat (23/02), tiga narasumber yang dihadirkan berasal dari program studi yang berbeda-beda yaitu Bambang Supriadi koordinator program studi Pendidikan Fisika, Agus Supriyanto koordinator program studi Fisika, serta Gusti Ayu Wulandari Koordinator program studi D3 Kesekretariatan. Podcast dipandu oleh Iim Fahmi Ilman atau yang lebih dikenal dengan Cak Iim.

Mengawali bincang-bincang, Cak Iim memaparkan meskipun sama-sama mempelajari fisika ternyata Pendidikan Fisika dan Fisika itu adalah dua hal yang berbeda, di UNEJ sendiri Pendidikan Fisika berada di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sedangkan Fisika berada dibawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Koordinator program studi Pendidikan Fisika Bambang Supriadi menjelaskan bahwa ilmu yang dipelajari di Pendidikan Fisika kurang lebih sama dengan yang dipelajari di Fisika, namun perbedaannya terletak pada kedalaman dan konsentrasinya. Program studi Pendidikan Fisika, 60 persen penekanannya pada mata kuliah murni, sementara 40 persen sisanya ditekankan pada mata kuliah yang lebih mengarah pada aspek pendidikan. Rasio ini mencerminkan komitmen untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga pendidik yang kompeten.

“Tidak hanya menjadi tenaga pendidik, dalam profil lulusan prodi Pendidikan Fisika, terdapat tiga kategori dari lulusan yang dihasilkan yaitu tenaga pendidik, peneliti, dan entrepreneur. Mereka dapat menjadi tenaga pendidik, memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan sebagai pengajar fisika yang berkualitas. Selain itu, lulusan juga memiliki potensi untuk menjadi peneliti muda, terlibat dalam eksplorasi ilmiah dan pengembangan konsep fisika, serta juga bisa menjadi entrepreneur.” ungkapnya.

Baca Juga :  Future Talks UI: Hadirkan Pembicara Sukses Bedah Soal Karier Hingga Prediksi Keterampilan di Masa Depan

Bambang Supriadi juga mengungkapan, salah satu keunggulan yang membedakan Program Studi Pendidikan Fisika UNEJ dibandingkan dengan kampus lain salah satunya adalah banyak menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, setiap semester UNEJ mengirimkan mahasiswanya untuk praktik mengajar di Thailand. Sehingga di prodi Pendidikan Fisika pun menyiapkan mata kuliah yang sifatnya berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris yang bisa dipilih oleh mahasiswa yang mungkin mempunyai cita-cita untuk menjadi guru di taraf internasional.

Bergeser sedikit ke Fisika, koordinator program studi Fisika Agus Supriyanto menjelaskan bahwa ternyata cakupan dari program studi ini sangat luas, banyak sekali pilihan di dalamnya. Jika mendengar kata fisika maka yang terlintas di pikiran pertama kali adalah hitung-hitungan yang rumit, ternyata tidak selalu. Terdapat 6 Kelompok Bidang Ilmu (KBI) yang bisa dipilih, antara lain fisika teori, instrumentasi dan elektronika, biofisika, geofisika dan tentunya belajar fisika tidak hanya menetap di dalam kelas tetapi juga bisa di laboratorium, alam, bahkan di lapangan.

Dalam perbincangan hangat tersebut, Agus Supriyanto juga menyebutkan mahasiswa dari prodinya banyak sekali mengukir prestasi mulai dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Selain itu prodi fisika ini juga banyak menjalin kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Sesuai dengan visi kita pertanian industrial, kita punya kerjasama dengan perkebunan Sentul, Bina Nusantara dan lain-lain. Sehingga mahasiswa tidak hanya unggul dari segi akademis saja namun tentunya dari segi koneksi atau jejaring.” jelas Agus Supriyanto.

Baca Juga :  Tawaran Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI)PMDSU Tahun 2024 Gelombang I

Cak Iim menggulirkan topik selanjutnya, “Jika dari tadi sudah membahas mengenai rumpun Sains dan Teknologi (Saintek) maka kali ini sedikit beralih ke rumpun Sosial Humaniora (Soshum). Banyak orang berpandangan bahwa prodi kesekretariatan itu tidak jauh-jauh dari arsip, dokumen, dan surat-menyurat.”

Koordinator program studi D3 Kesekretariatan Gusti Ayu Wulandari mengungkapkan bahwa prodi D3 Kesekretariatan lebih menekankan pada pengembangan kemampuan komunikasi. Ini karena peran seorang sekretaris pada dasarnya melibatkan fungsi komunikasi yang efektif, baik sekretaris direksi maupun sekretaris perusahaan. Oleh karena itu, mata kuliah yang bersifat bahasa dan linguistik mendapat penekanan khusus. Meskipun demikian, tidak lupa bahwa mata kuliah administrasi tetap menjadi bagian penting dari kurikulum, semua itu bertujuan untuk melatih calon-calon sekretaris muda agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kriteria perusahaan dengan gaya yang kekinian.

Selain kemampuan komunikasi, ia juga menyampaikan bahwa kemampuan organisasi dalam dunia kerja itu penting, sehingga prodi ini selalu mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi melalui program-program yang telah dirancang oleh prodi sebagai bekal manajerial ketika memasuki dunia kerja.

“Di D3 Kesekretariatan UNEJ, kami berkomitmen untuk mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki kemampuan komunikasi, tetapi juga kemampuan organisasi sebagai bekal saat memasuki dunia kerja. Jadi, bersiaplah untuk menjadi lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia profesional!” ungkapnya

Ketiga narasumber sepakat bahwa untuk memaksimalkan proses pembelajaran tentunya dibutuhkan fasilitas yang layak untuk menunjang pendidikan. Dengan bangga Agus Supriyanto mengungkapkan fasilitas di UNEJ sudah sangat memadai baik dari sisi akademik maupun non akademik. Itu artinya bahwa UNEJ berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang layak dan optimal. (dil/na)