close

BEM FEMA dan BEM SB IPB University Dampingi UMKM di Desa Sukawening Manfaatkan Digital Marketing

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University melalui program Samisaena melakukan kolaborasi dengan Rangkul Desa yang merupakan program BEM Sekolah Bisnis (SB) IPB University. Program ini berusaha mendampingi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Sukawening, Kecamatan Dramaga, Bogor berkaitan dengan konsep sekaligus praktik digital marketing.

Ketua BEM FEMA IPB University, Lu’lu’ Firdausi Haqiqi menerangkan bahwa BEM FEMA sudah empat tahun melakukan pengabdian di Desa Sukawening. Sebelumnya, program pengabdian yang dilakukan pernah menyasar program pertanian hingga membuat Sukawening menjadi desa wisata.

Namun, saat pandemi COVID-19 program tersebut tidak berjalan. Kemudian BEM FEMA melihat masyarakat di Desa Sukawening sedang berusaha meningkatkan kembali ekonominya. Berlatar dari itu, BEM FEMA yang berkolaborasi dengan BEM SB IPB University ingin meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukawening dari kewirausahaannya.

Baca Juga :  Womenpreneur Training Bangun Daya Saing UMKM Perempuan

“Kegiatan hari ini temanya tentang digital marketing dan mengundang UMKM di Desa Sukawening. Kami berusaha membantu memasarkan produk-produk yang dihasilkan masyarakat setempat,” kata Lu’lu’, 29/5. Selain program edukasi, BEM FEMA dengan BEM SB juga mendampingi dan membina masayarakat Desa Sukawening untuk membuat produk UMKM. Nantinya produk tersebut akan menjadi produk unggulan di Sukawening yang berbahan dasar dari singkong. “Namanya Singwening. Insya Allah kalau ini berhasil akan dilanjutkan dan dikembangkan lagi produk-produknya itu,” ungkap Lu’lu’ mahasiswi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) IPB University ini.

Soal kolaborasi dengan BEM SB, Ketua BEM FEMA University itu mengatakan bahwa kolaborasi dua BEM fakultas ini berawal dari kesamaan objek pengabdian masyarakatnya di Desa Sukawening. Ia berharap kolaborasi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukawening.

Baca Juga :  Melalui Bus Listrik, ITS Berkontribusi Melancarkan KTT G20 2022

Sementara, Ketua BEM SB Mizan Lazuardi mengungkapkan, melalui program pengabdiannya ini pihaknya ingin mendorong UMKM di Desa Sukawening. Ia menilai bisnis pertanian di pedesaan berpotensi maju jika dikembangkan.

“Apalagi ada yang menyebut bahwa pertanian adalah sektor yang gak pernah mati, karena selalu dibutuhkan selama manusia tetap hidup,” ujar Mizan. Ia berharap, masyarakat yang fokus di UMKM bisa semakin maju dan berdampak untuk ekonomi dengan memanfaatkan digital marketing. “Tidak hanya jual beli, tapi dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan perekonomian di Desa Sukawening,” tambahnya. (MHT)