close

Mengembangkan Kesejahteraan dan Kemajuan Bangsa melalui Pengabdian kepada Masyarakat

Jakarta, 12 Agustus 2023 – Program Pengabdian kepada Masyarakat harus berjalan tepat sasaran agar dapat berjalan dengan baik. Dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi yang ketiga, dosen perlu melakukan analisis yang terukur dalam mengetahui kebutuhan masyarakat dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan oleh Wisnu Nurcahyo dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada sesi gelar wicara Pengabdian kepada Masyarakat “Perjalanan Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi Ketiga: Pengabdian kepada Masyarakat” dalam rangkaian Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-28 Tahun 2023 di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (12/8/2023).

Dengan Program Pengabdian kepada Masyarakat diharapkan terjadi peningkatan level keberdayaan mitra, pengetahuan, akses sumber daya, dan teknologi mitra. Wisnu menambahkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat seyogyanya dapat memberdayakan masyarakat pada semua strata ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Pada gelar wicara yang juga menghadirkan Okid Parama Astirin dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Suparni Suparni Setyowati Rahayu dari Institut Sains dan Teknologi Akprind (IST AKPRIND), turut membahas mengenai Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa). Program Kosabangsa hadir sebagai wujud kontribusi nyata insan perguruan tinggi bagi bangsa, khususnya dalam pengembangan kesejahteraan dan kemajuan bangsa dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.

Baca Juga :  Jurusan Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta Jalin Kerjasama MBKM dengan Jurusan Seni Murni ISI Surakarta

“Program Kosabangsa merupakan program pendanaan dari Ditjen Diktiristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh perguruan tinggi untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat pada wilayah daerah tertinggal serta wilayah prioritas kemiskinan ekstrem,” ungkap Okid.

Program Kosabangsa yang telah dilaksanakan dari mulai Aceh hingga Papua diharapkan dapat membangun kolaborasi antara perguruan tinggi, mitra kerja sama, dan mitra kegiatan untuk bersama-sama menerapkan teknologi dan inovasi dalam penyelesaian permasalahan di masyarakat yang memenuhi kriteria daerah tertinggal dan/atau wilayah prioritas kemiskinan ekstrem.

Suparni mencontohkan mengenai kegiatan Program Kosabangsa yang dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan kolaborasi IST AKPRIND dengan UNS. “Kegiatan kolaborasi bersama mengubah ubi kayu menjadi mie merupakan suatu hasil dari program Kosabangsa sehingga limbah yang dulunya dibuang, kini menjadi energi. Waktu pengeringan dulu yang hanya tergantung sinar matahari, kini menggunakan solar cell, sehingga semua produknya merupakan produk yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan energi fosil, tetapi menggunakan energi terbarukan,” ujar Suparni.

Baca Juga :  Hadiri P4G Seoul Summit, Dosen HI UNAIR Suarakan Gerakan Zero Waste

Melalui Program Kosabangsa, IST AKPRIND dan UNS bersama dengan kelompok mitra membuat inovasi teknologi pengolahan sampah organik menjadi energi terbarukan. Menerapkan pengolahan sampah dengan digester bioplayen menjadi energi yang dapat dimanfaatkan untuk kompor gas, mengaplikasikan solar cell system sebagai pasokan energi terbarukan dan sudah dipatenkan dalam mengelola air irigasi, membuat sebuah mesin pencetak mie dan mesin pengering mie yang sudah dipatenkan.

“Kita sebagai insan bagian dari masyarakat, baik dosen, guru, mahasiswa, maupun siswa, usahakan selalu berperan aktif dalam memajukan masyarakat, sekecil apapun dalam hal membantu masyarakat. Salam pengabdian kepada masyarakat,” pesan Okid sekaligus menutup sesi gelar wicara tersebut. (LIR)

Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

#Hakteknas2023
#Talenta RisetDanInovasiUntukIndonesiaEmas2045