ITS Raih Medali Terbanyak di Gemastik 2020
Kompetisi bergengsi Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) XIII tahun 2020 yang berlangsung secara daring telah melewati puncaknya, Jumat (22/10) sore. Kontingen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menutup pagelaran tersebut dengan meraih predikat runner up sekaligus meraih medali terbanyak.
Terdapat 11 kategori yang dilombakan yaitu Pemrograman (Programming), Keamanan Siber (Cyber Security), Penambangan Data (Data Mining), Desain Pengalaman Pengguna (UX Design), Animasi (Animation), Kota Cerdas (Smart City), Karya Tulis Ilmiah TIK (ICT Scientific Paper), Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development), Piranti Cerdas Sistem Benam dan IoT (Smart Device, Embedded System and IoT), Pengembangan Aplikasi Permainan (Game Development), dan Pengembangan Bisnis TIK (ICT Business Development).
Ketua Kontingen ITS pada Gemastik XIII, Hadziq Fabroyir SKom PhD, menjelaskan bahwa kontingen ITS berhasil membawa pulang tujuh medali dari 11 kategori lomba yang diikuti. Secara rinci, ada dua medali emas, tiga medali perak, dan dua medali perunggu dari total 37 tim ITS yang masuk ke babak final. “Semua tim sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan pantas untuk mendapatkan penghargaan itu,” tuturnya.
Untuk medali emas sendiri, salah satunya berhasil disumbangkan oleh Tim Sinpsher dari kategori lomba Pengembangan Aplikasi Permainan. Mereka berhasil menjadi yang terbaik dalam mengembangkan permainan edukasi berkendara di lalu lintas yang dikemas dalam bentuk card game. Sedang medali emas kedua disumbangkan oleh Tim NCC Lab sebagai yang terbaik pada kategori lomba Pengembangan Perangkat Lunak. Mereka berhasil memikat juri lewat aplikasi konsultasi psikologis dan bantuan hukum untuk para korban kekerasan pada perempuan. “Untuk tim NCC Lab ini memang idenya sangat komprehensif dan saat final mereka sangat kreatif dan memukau dewan juri, sehingga mengantarkan tim ini meraih medali emas,” ujar Hadziq.
Sementara itu, medali perak berhasil disumbangkan oleh Tim ION yang mengikuti kategori lomba Kota Cerdas, Tim Digifilux dari kategori lomba Desain Pengalaman Pengguna, dan Tim Scam dari kategori lomba Karya Tulis TIK. Untuk medali perunggu sendiri berhasil disumbangkan oleh Tim TOLE dari kategori lomba Pengembangan Perangkat Lunak. Begitu juga dengan Tim Malwin yang juga menyumbangkan medali perunggu dalam kategori perlombaan Penambangan Data.
Di samping perolehan medali yang berhasil didapatkan dalam kategori lomba utama, kontingen ITS juga berhasil mendapatkan penghargaan lain yaitu juara harapan dari kategori lomba Animasi yang didapatkan oleh Tim Kunci Bingkai. Selain itu, terdapat tiga tim lainnya yang menyabet juara harapan yakni Tim Cr2 dari kategori lomba Karya Tulis TIK, tim Penting Yakin dari kategori lomba Pengembangan Perangkat Lunak, dan tim Setrumaster dari kategori lomba Piranti Cerdas Sistem Benam dan IoT.
Meskipun meraih banyak penghargaan, ITS masih belum berhasil membawa pulang piala Samakbya Padhesa Widya sebagai juara umum pada Gemastik XIII. Poin yang didapat ITS belum bisa melampaui sang juara bertahan yang kali ini kembali menjadi juara umum yakni, Universitas Indonesia, dengan perolehan total tiga medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu.
Kesuksesan yang berhasil diraih oleh kontingen ITS pada tahun ini juga tidak bisa dilepaskan dari adanya kerja sama yang kuat dari para kontingen. Mulai dari finalis hingga peran dosen pembimbing dan juga Tim Kawal yang selalu memberi arahan dan evaluasi, sehingga memacu semua tim untuk memberikan hasil yang terbaik. Dukungan penuh dari pihak birokrasi ITS juga memberikan energi positif bagi peserta dengan ide maupun masukan yang diberikan. “Dari segi kualitas dan teknis, saya yakin bahwa karya yang dibuat oleh seluruh tim sudah matang dan unggul,” tambah dosen Departemen Teknik Informatika ini.
Untuk ke depannya, menurut Hadziq, persiapan dalam menghadapi kompetisi Gemastik akan dilakukan sejak jauh hari, sehingga hasil yang didapat bisa lebih maksimal. Akan ada sebuah sistem pengawalan atau mentoring langsung hingga penilaian silang yang dilakukan kepada karya-karya yang peserta buat. Serta pemberlakuan karantina bagi para finalis untuk bisa fokus pada turnamen yang diikuti.
Peran dari alumni yang sudah mengikuti kompetisi serupa juga akan digencarkan mulai dari memikirkan ide atau konsep di awal, pembuatan program maupun medianya, hingga melakukan presentasi dan mendemonstrasikan karya yang dibuat. “Seperti yang tahun ini kami lakukan dengan memberikan pelatihan public speaking kepada seluruh finalis yang dilakukan bersama salah satu presenter Kompas TV, Woro Windrati,” tuturnya. Hadziq mengakhiri dengan berpesan bahwa persiapan untuk tahun depan harus lebih ditingkatkan lagi serta perlu kerja sama lebih dari berbagai pihak. Waktu persiapan yang lebih lama serta pemberlakuan karantina finalis juga memungkinkan adanya seleksi di lingkup internal sehingga karya-karya unggul dari mahasiswa bisa tersaring. “Semoga ITS mampu mendapat berhasil menjadi Juara Umum di Gemastik XIV tahun 2021,” pungkas dosen yang juga memiliki keahlian dalam bidang interaksi manusia komputer dan virtual reality (VR) ini. (bob/HUMAS ITS)