close

ITS Pertajam Wawasan Hadapi Disrupsi Sektor Industri Lewat MOTIP 05

Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen Teknologi (SIMT) ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP saat membuka MOTIP 05 secara daring
Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen Teknologi (SIMT) ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP saat membuka MOTIP 05 secara daring

Kampus ITS, ITS News – Perkembangan zaman turut membawa disrupsi bagi berbagai bidang di sektor industri, karena itu perlu adanya pengetahuan untuk mengatasi hal tersebut. Mengangkat hal itu, Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar The 5th International Conference on Management of Technology, Innovation and Project (MOTIP 05) secara daring, Sabtu (23/7).

Diadakan dua kali dalam setahun, MOTIP 05 menjadi ajang bagi para peneliti, praktisi, akademisi, hingga pelajar untuk menyuarakan penelitian dan ide pada bidang manajemen teknologi, inovasi, dan proyek. Dekan SIMT ITS Prof I Nyoman Pujawan PhD CSCP mengungkapkan, konferensi ini sendiri dirancang untuk membahas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh industri di bidang manajemen.

Guru Besar Teknik Sistem dan Industri ITS tersebut melanjutkan, webinar ini dapat menjadi wadah untuk menambah pemahaman seputar topik yang dibahas bagi para presenter maupun partisipan. Melalui presentasi, presenter dapat menjadi lebih mengenal materi yang dibahasnya sekaligus menambah wawasan bagi para partisipan. “Penyelesaian masalah riset yang ada dapat menjadi penambah cara pandang bagi para pendengar,” tuturnya.

Baca Juga :  Mengasah Potensi dan Memupuk Kekayaan Intelektual Sedari Dini
Prof Dr Suhaiza Hanim Binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan secara daring seputar reverse logistics dan green logistics dalam MOTIP 05
Prof Dr Suhaiza Hanim Binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan secara daring seputar reverse logistics dan green logistics dalam MOTIP 05

Membahas manajemen logistik, Professor of Supply Chain dari University of Malaya, Malaysia Prof Dr Suhaiza Hanim binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan, supply chain konvensional dapat menghasilkan timbal balik berupa polusi, greenhouse gas, hingga habisnya sumber daya. “Salah satu kiat untuk mencapai produksi dan konsumsi berkepanjangan adalah lewat penerapan konsep circular economy,” paparnya.

Konsep ini merupakan gabungan dari metode green logistics dan reverse logistics untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) sekaligus membantu penggiat industri. Hal ini dapat dicapai dengan meminimalisasi dampak buruk bagi lingkungan yang dibarengi dengan reverse logistics yang menambahkan proses reuse, remanufacture, dan recycle untuk mengolah limbah menjadi produk baru.

Baca Juga :  Dosen IPB University Berbagi Strategi Menghasilkan Benih Sehat dan Berkualitas
Prof Dr Suhaiza Hanim binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan reverse logistics yang menerapkan konsep reuse, recycle, dan remanufacture produk tak terpakai untuk menjadi produk baru
Prof Dr Suhaiza Hanim binti Dato Mohamad Zailani menjelaskan reverse logistics yang menerapkan konsep reuse, recycle, dan remanufacture produk tak terpakai untuk menjadi produk baru

Tak hanya itu, dengan memanfaatkan digitalisasi teknologi turut menunjang konsep green logistics. Beberapa hal di antaranya adalah lewat pemanfaatan Internet of Things (IoT), artificial intelligence, hingga penerapan inovasi yang ada. “Beberapa sistem ini dapat mengoptimalkan proses perencanaan sekaligus mengurangi dampak buruk bagi lingkungan,” ungkapnya.

Suhaiza melanjutkan, penambahan nilai baru terhadap proses logistik ini turut mengalami hambatan dalam pengimplementasiannya. Mulai dari kebutuhan akan penerapan teknologi hijau, pemahaman akan SDGs, dan digitalisasi. “Circular economy membutuhkan penggiat industri untuk melihat konsep ini sebagai sebuah alat kompetitif,” tutupnya. (HUMAS ITS)