close

IPB University dan DPR RI Gelar Bedah Buku Negara dan Politik Kesejahteraan

IPB University bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyelenggarakan Roadshow Politik Kesejahteraan dengan tema Politik Kesejahteraan dan Masa Depan Pembangunan Pertanian, (3/4) di Kampus Dramaga.
Dalam kesempatan itu, tiga narasumber dihadirkan untuk bedah gagasan buku Negara dan Politik Kesejahteraan yang ditulis oleh Wakil Ketua DPR RI Dr (HC) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI). Ketiganya adalah Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Prof Nunung Nuryartono, Guru Besar Ilmu Ekonomi FEM IPB University, Prof Didin S Damanhuri dan Pengamat Ekonomi Pertanian, Khudori.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya mengatakan pentingnya sebuah negara memiliki visi, strategi dan eksekusi yang baik. Ia membandingkan bagaimana Korea Selatan yang pada tahun 60-an memiliki Gross National Product (GNP) per kapita yang mirip dengan Indonesia, kini melesat jauh di atas Indonesia.

“Buku ini sangat komprehensif dan itu menggambarkan tentang bagaimana visi Gus AMI tentang masa depan Indonesia. Buku ini merupakan bagian ikhtiar yang menggambarkan visi kita ke depan. Apa yang disampaikan Gus AMI lewat buku ini merupakan pondasi karena berbicara kesejahteraan,” komentar Prof Arif tentang buku Negara dan Politik Kesejahteraan.

Baca Juga :  Menumbuhkan Spirit Kewirausahaan Mahasiswa Perguruan Tinggi untuk Pemulihan Ekonomi

Dalam upaya membangun politik kesejahteraan, Dr (HC) Muhaimin Iskandar menuturkan, tidak bisa dilepaskan dari politik pertanian. Sebab hampir separuh dari rumah tangga miskin di pedesaan berasal dari sektor pertanian. Jika kita ingin mengentaskan kemiskinan, maka kita harus memperkuat sektor pertanian.

“Tantangan pembangunan pertanian kita sejatinya tidak hanya pada saat ekonomi mengalami resesi yang kemudian menjadi katup penyelamat ekonomi nasional. Grand design pertanian hendaknya dijadikan sebagai landasan pembangunan nasional sehingga berkontribusi secara persisten terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional, termasuk ke produk domestik,” tutur Gus AMI.

Prof Didin S Damanhuri mengatakan, dalam perspektif ekonomi politik, buku Negara dan Politik Kesejahteraan merupakan buku yang membahas konsep negara kesejahteraan dalam konteks ke-Indonesiaan.

“Betapa pentingnya buku ini dan saya merekomendasikan buku ini sebagai salah satu referensi. Saya kira Cak Imin dengan bukunya ini, Indonesia akan membangun negara kesejahteraan yang tidak berbasis sekuler dan mungkin lebih unggul di dunia,” tuturnya.

Baca Juga :  Ditjen Dikti Apresiasi Berbagai Kompetisi dalam Upaya Membangun Talenta Digital Indonesia

Sementara itu, Prof Nunung Nuryartono menuturkan, pembangunan harus lebih inklusif. Sektor pertanian dapat digunakan untuk mencapai kanal pembangunan yang inklusif. Manfaat pertumbuhan ekonomi harus dirasakan secara adil oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama oleh kelompok masyarakat miskin dan rentan jatuh miskin.

Pengamat Ekonomi Pertanian, Khudori dengan tegas mengingatkan bahwa sektor pertanian harus menjadi pondasi ekonomi. Ia berpesan kepada Gus AMI supaya pertanian tidak hanya dibutuhkan sebagai pahlawan di kala krisis, namun harus tetap menjadi perhatian utama jika ekonomi bangsa ini ingin maju.

“Pertanian sering di php-kan. Ketika krisis, pertanian dipuja tapi setelah itu cinta lama bersemi kembali. Yang pulang ke desa, ketika situasi kembali normal, mereka kembali lagi sektor yang mereka tekuni sebelumnya. Saya titip ke Gus AMI agar bagaimana hal ini tidak terulang kembali,” tegasnya.