close

Kampus Mengajar Angkatan 6 Selesai, 21.000 Lebih Mahasiswa

Sebanyak lebih dari 21.000 mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 6 resmi ditarik oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dari 3.000 sekolah pada Selasa (5/12) secara daring. Puluhan ribu mahasiswa yang terpilih dari program sarjana maupun vokasi tersebut telah bertugas selama 16 minggu mendampingi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong penguatan literasi dan numerasi serta pemulihan pembelajaran di sekolah sasaran yang terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril mengapresiasi peran pengabdian yang berhasil diselesaikan oleh mahasiswa. Menurutnya, keberanian mahasiswa untuk terjun langsung dan berdampak bagi peningkatan kualitas pendidikan adalah tugas mulia yang akan berdampak bagi masyarakat, sekolah, hingga kepada mahasiswa itu sendiri.

“Kami yakin, jejak-jejak baik yang sudah berhasil ditorehkan oleh mahasiswa akan menjadi lompatan besar dalam upaya kita untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas, inovatif, dan juga inklusif,” ucap Iwan.

Ia melanjutkan, dengan hadirnya mahasiswa sebagai guru sekaligus kakak bagi peserta didik di tengah pembelajaran sekolah, diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi mereka agar mengikuti jejak mahasiswa untuk belajar hingga ke jenjang pendidikan tinggi.

“Terima kasih sekali lagi atas kerja keras seluruh mahasiswa Program Kampus Mengajar angkatan keenam. Selamat kembali ke perguruan tingginya masing-masing dan kami tunggu peran penting lainnya dari kalian di masa yang akan datang,” imbuh Iwan menutup sambutan.

Baca Juga :  Tim Nawasena ITS Sabet Juara di Kompetisi Desain Feri Internasional di Amerika

Program Kampus Mengajar yang diluncurkan sejak tahun 2020 sendiri telah melibatkan lebih dari 112.000 mahasiswa. Meskipun ditujukan untuk membantu pemulihan pembelajaran di sekolah pasca pandemi COVID-19, Program Kampus Mengajar juga telah terbukti menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengasah berbagai kompetensi yang nantinya akan menjadi modal ketika masuk ke dunia kerja.

“Perjalanan Program Kampus Mengajar selain telah memberikan dampak nyata kepada peningkatan literasi dan numerasi kepada peserta didik, tapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Tujuan inipun mencatatkan capaian yang sangat baik sepanjang perjalanan program ini,” ungkap Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Suning Kusumawardani.

Suning menuturkan, dari asesmen yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, mahasiswa yang mengikuti program ini telah banyak mendapatkan peningkatan kompetensi. Mayoritas peserta merasakan peningkatan kompetensi seperti kepekaan sosial, kemampuan adaptasi, kerja sama, kepemimpinan, dan komunikasi interpersonal.

“Dari capaian baik ini, kami yakin bahwa di masa yang akan datang, para alumni Program Kampus Mengajar akan memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan bangsa, khususnya di sektor pendidikan,” tutur Suning.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja juga mengapresiasi pelaksanaan Program Kampus Mengajar sebagai wadah pembelajaran di luar kelas bagi mahasiswa vokasi. Menurut Beny, tantangan dunia kerja saat ini menuntut mahasiswa untuk menguasai kompetensi lintas bidang.

“Kampus Merdeka kemudian hadir dan memperluas dimensi belajar mahasiswa vokasi yang kini bisa belajar sambil berdampak di tengah masyarakat sekolah, mengamalkan ilmunya, dan membantu proses belajar melalui Program Kampus Mengajar,” terang Beny.

Baca Juga :  Teknokra Unila Juara I Kompetisi Persma AJI Indonesia

Dampak nyata yang sudah dihasilkan terhadap peningkatan pembelajaran kemudian menjadi dasar pelibatan SMK sebagai sekolah sasaran Kampus Mengajar untuk pertama kalinya di angkatan yang keenam ini. Meskipun baru pertama kali dilaksanakan di SMK, mahasiswa sudah berhasil memberikan kontribusi yang besar.

“Tentunya cerita baik dari adik-adik mahasiswa yang bertugas di SMK akan menjadi pionir dari manfaat kehadiran Program Kampus Mengajar di SMK. Harapannya, manfaat ini bisa terus dilanjutkan dan terus ditingkatkan dalam mendukung hadirnya dukungan pembelajaran inovatif bagi peserta didik di SMK melalui Program Kampus Mengajar,” imbuh Beny.

Semua cerita baik dan dampak dari kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar juga diamini oleh Mohamad Anwar Kurnaedi Saputra yang merupakan guru dari SDN Kramat 06 Pagi dan berperan sebagai Guru Pamong bagi mahasiswa Kampus Mengajar di sekolahnya.

“Program Kampus Mengajar telah berhasil membawa inovasi dalam metode pembelajaran di sekolah kami. Guru-guru dapat belajar tentang bagaimana pembelajaran bisa mendorong kreativitas peserta didik serta bagaimana pemanfaatan teknologi bisa diterapkan selama mengajar,” ucapnya.

Dengan berakhirnya masa penugasan di Program Kampus Mengajar Angkatan 6, peserta mahasiswa akan kembali melanjutkan studi di perguruan tingginya masing-masing. Sebagai bentuk pengakuan hasil belajar selama mengikuti program, mahasiswa akan mendapatkan rekognisi maksimal sebesar 20 sks.