close

Perkuat Produk UMKM Kopi Gayo, Tim Kedaireka UTU Lakukan Pelatihan Teknologi Pasca Panen

MEULABOH, UTU – Insan Dikti Universitas Teuku Umar didukung Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayan menyelenggarakan kegiatan Kedaireka Kopi Gayo, berupa Pelatihan Proses dan Teknologi Pasca Panen di Takengon, Aceh Tengah. Peserta berasal dari 70 pelaku usaha yang telah memiliki produk turunan kopi yang berasal dari anggota dan mitra Koperasi Baburrayyan. Narasumber berasal dari insan Dikti (Dr. Rahmat Pramulya, S.TP., M.M) dan mitra (Moch. Charis, ST).

Ketua Koperasi, Rizwan Husin, SE.Ak menyatakan dalam sambutannya, “pelaku pengolah kopi diharapkan menjadi umkm yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah melalui proses inovatif bahan kopi”. Dalam sinergitas Kedaireka Kopi Gayo, KBQ Baburrayyan memfasilitasi insan Dikti dan mahasiswa menggunakan fasilitas produksi dan pasca panen koperasi (dan anggotanya), dan melatih serta mendampingi 70 pelaku usaha. Mahasiswa UTU juga diberi kesempatan belajar di kebun dan fasilitas pasca panen, dan dilatih mengembangan produk turunan kopi.

Sementara Dr Alfizar, DAA, Wakil Rektor Universitas Teuku Umar menyampaikan dalam sambutannya, “Kedaireka Kopi Gayo bertujuan jangka panjang dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah berbasis kopi dan wisata, Sinergitas akan membuka peluang pelaku usaha yang eksis naik kelas menjadi UMKM yang berorientasi ekspor, mengingat pemerintah pusat dan dukungan Kementerian Perdagangan Dan Kementerian Koperasi dan UKM mendorong produk olahan kopi masuk ke pasar ekspor”. Selain itu, “dengan berkembangnya produk turunan berbahan kopi akan mendukung promosi Gayo sebagai destinasi wisata baru”.

Baca Juga :  Luaskan Kerja Sama, ITS Tandatangani MoU dengan PT BGR

Dalam pemaparannya, Charis menegaskan faktor terbesar (60 %) yang mempengaruhi kualitas kopi Arabika Gayo adalah budidaya secara organik dan perawatan di kebun, diikuti faktor pemanenan dan penanganan pasca panen (30 %) serta penyajian kopi (10 %). Charis menambahkan, produk turunan kopi bukan hanya dari buah dan biji, namun dari limbah perkebunan, misalnya kulit merah cherry menjadi cascara yang saat ini memiliki pasar ekspor ke Taiwan. Charis menegaskan berkembangnya produk turunan kopi berasal inovasi ide, inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran dan inovasi organisasi.

Kedaireka adalah gagasan dari visi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dan Direktur Jenderal Dikti Prof. Ir. Nizam M.Sc, DIC, Ph.D dalam mendukung sinergitas insan DIKTI dan mitra DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Sejak 2021, Universitas Teuku Umar telah menerima pembiayaan matching fund sebagai bentuk insentif Kedaireka. Tahun 2022, Kedaireka Kopi Gayo berhasil mendapat matching fund dengan mitra Koperasi Baburrayyan, dan menjadi platform sinergitas bagi akademisi Universitas Teuku Umar mengimplementasikan inovasi dan ide kreasi yang menjadi solusi bagi permasalahan dan pengembangan pelaku usaha produk turunan berbahan kopi.

Terdapat permasalahan yang harus diselesaikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani, yaitu belum ada pendapatan tambahan petani yang berasal dari produk turunan berbahan baku kopi, manajemen yang belum terstandar untuk mengoperasikan home industri, pengolahan kopi yang masih tradisional sehingga menghasilkan kopi dengan nilai yang masih rendah dan pemasaran yang masih offline sehingga jangkauan pasar yang masih kecil.

Baca Juga :  Dirjen Dikti Beri Semangat Kebangsaan Mahasiswa Indonesia di Inggris Raya dan Irlandia

Insan Dikti Universitas Teuku Umar berasal dari berbagai multidisiplin ilmu, yaitu Agribisnis (Dr Rahmat Pramulya, S.TP M.M, Devi Agustia SP M.Si, Dedy Darmansyah SP M.Si), Agroteknologi (Dr Alfizar, DAA), Adminitrasi Negara (Safrida S.Sos M.A.P) dan Ilmu Hukum (Rachmatika Lestari SH M.H) yang menerapkan serangkaian kegiatan Pelatihan, BIMTEK dan Pendampingan bagi pelaku usaha pengolahan kopi menuju UMKM Naik Kelas.

Serangkaian kegiatan Kedaireka Kopi Gayo selama Agustus – Desember 2022 yaitu (1) Survei Pemetaan Bisnis Produk Turunan, (2) Analisis dan Implementasi Model Bisnis Canvas, (3) Kajian Risiko Produksi Biji Kopi, (4) Rancangan Proses Modernisasi Proses Produk Turunan, (5) Pendampingan Standarisasi Produk dan Proses bagi Pelaku Usaha, (6) Pendampingan Pemasaran Digital bagi Pelaku Usaha dan (7) Penyusunan draft naskah akademik Perlindungan dan Pengembangan Ekonomi Kluster Kopi Arabika Gayo.

Berbagai kegiatan sinergitas diharapkan mendukung pencapaian 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Teuku Umar diantaranya (1) Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus, (2) Dosen Berkegiatan di Luar Kampus, (3) Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat, (4) Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia dan (5) Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif. Bagi mitra Koperasi Baburrayyan, tujuan yang diharapkan dari KEDAIREKA KOPI GAYO adalah untuk memberikan alternatif pendapatan tambahan petani yang berasal dari produk turunan berbahan baku kopi, memenuhi standar manajemen dalam mengoperasikan home industri, modernisasi pengolahan kopi yang masih tradisional dan pemasaran secara digital marketing.