close

PENGARUH NEGATIVE ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP INTENSI PEMBELIAN

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyelenggarakan sidang terbuka promosi doktor dengan promovendus atas nama Shinta Rahmani, S.E, M.Si, dan menetapkannya sebagai doktor ke-291 di bidang ilmu Manajemen Pemasaran. Shinta menyampaikan disertasi berjudul “Pengaruh Negative Electronic Word of Mouth Terhadap Intensi Pembelian, Peran Moderasi External Cues”.

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Teguh Dartanto, Ph.D., dengan pembimbing, Dr. Rizal Edy Halim (Promotor), Gita Gayatri, Ph.D. (Ko-Promotor 1), Dr. Asnan Furinto (Ko-Promotor 2). Bertindak selaku Ketua Penguji adalah Prof. Dr. Adi Zakaria Afiff, dan tim penguji adalah Daniel Tumpal H Aruan, Ph.D., Dr. M. Gunawan Alif, Sri Rahayu Hijrah Hati, Ph.D., dan Dr. T. Ezni Balqiah. Shinta melaksanakan sidang terbuka secara daring melalui aplikasi Zoom, pada Rabu (9/6), dan dinyatakan lulus dengan predikat Memuaskan.

Baca Juga :  UI Kukuhkan Delapan Guru Besar Fakultas Kedokteran

Penelitian promovenda Shinta Rahmani menyelidiki apakah reputasi perusahaan maupun klaim produk dapat dipergunakan untuk mengurangi dampak elektronik negatif dari mulut ke mulut atau yang dikenal dengan istilah electronic Word of Mouth (e-WOM). Penelitian ini melakukan eksperimental quasi dalam tiga studi bersama  312 mahasiswa sebagai peserta, yang memiliki akun di media sosial, dengan menggunakan metodologi kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara kelompok untuk memutuskan jumlah ulasan negatif tinggi/rendah, tingkat kredibilitas, dengan desain lapangan didahului oleh studi percontohan dan studi utama. Model penelitian pada tiap-tiap studi diuji dan dikembangkan menggunakan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dalam survei lapangan.

Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa e-WOM negatif mengurangi niat pembelian, termasuk juga konstruksi theory of planned behaviour, yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan. Semakin tinggi ulasan negatif yang beredar, semakin berdampak negatif pada konsumen. Kemudian, penelitian kedua menemukan bahwa dalam kondisi e-WOM negatif tinggi, persepsi reputasi perusahaan yang baik mempengaruhi niat pembelian. Selain itu, niat pembelian menjadi lebih tinggi ketika persepsi reputasi perusahaan baik dibandingkan reputasi buruk.

Baca Juga :  Sterilisasi Virus Corona, Universitas Ivet Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Lingkungan Kampus

Selanjutnya, hasil penelitian ketiga menemukan bahwa dalam kondisi e-WOM negatif tinggi, klaim produk memengaruhi sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan niat pembelian. Klaim produk kongruen memengaruhi sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi pembelian menjadi lebih tinggi dibandingkan pada klaim produk tidak kongruen.

Penelitian ini menyarankan untuk memitigasi dampak e-WOM negatif dengan melakukan kegiatan preventif dibandingkan corrective. Cara preventif juga terbukti mampu memitigasi ulasan negatif, melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya yang biasanya hanya menggunakan cara corrective dengan menjawab atau menanggapi ulasan negatif dengan permintaan maaf atau bahkan menjauh dari pembicaraan.