close

Mahasiswa FTEIC ITS Raih Beasiswa Belajar di IEEE AISS Australia

Tiga Mahasiswa ITS yang berhasil meraih beasiswa untuk mengikuti IEEE AIMS, Dion Setiawan (paling kanan), Glenn Ricardo Gani (kedua dari kanan), serta Ramadhan S. S. Widodo (paling kiri) bersama pembimbing riset mereka, Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng

Kampus ITS, ITS News — Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih beasiswa sejumlah 2000 dollar untuk mengikuti IEEE Academia-Industry Summer School (AISS) di Swinburne University of Technology, Australia. Selama lima hari, mereka berkesempatan mendalami pengetahuan seputar teknologi kecerdasan buatan dan kaitannya dengan sistem kemudi otonom.

IEEE AISS sendiri merupakan kegiatan yang diselenggarakan dan didanai oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers Systems, Man, and Cybernatics (IEEE SMC). Adapun komunitas IEEE adalah komunitas yang berfokus pada riset di bidang sistem kontrol dan hubungannya dengan manusia. Menariknya, dari 20 beasiswa yang ditawarkan, tiga berhasil diraih oleh mahasiswa ITS sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia.

Mereka ialah Dion Setiawan, Ramadhan S S Widodo, dan Glenn Ricardo Gani dari Program Studi Magister Teknik Komputer ITS. Melalui kegiatan yang berakhir pada 24 November lalu ini, ketiganya mengikuti pelatihan dan juga simposium yang berfokus pada topik sistem pertahanan dan keamanan serta hubungannya dengan kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga :  Dukung Ekonomi Kreatif, ITS Kembangkan Surabaya Design Center
Penyampaian materi dalam IEEE AISS oleh salah satu ahli bidang sistem kontrol, Mehran Motamed Ektesabi PhD

Dion Setiawan mengatakan bahwa selain mengikuti pelatihan, mereka juga menghadiri International Defence Excellence and Security Symposium (IDEaS), simposium dengan topik penerapan sistem otonom di bidang pertahanan dan keamanan negara. “Kami ingin belajar lebih banyak mengenai penerapan AI melalui kegiatan itu,” ujarnya.

Ia melanjutkan, salah satu motivasi terbesarnya untuk mengikuti kegiatan ini adalah memperdalam topik riset yang selama ini dilakukan. Dion sendiri sedang mempelajari lebih dalam tentang robot otonom yang bisa berinteraksi dengan lansia yang sudah kesulitan dalam berkegiatan (human robot collaboration for elderly). “Lewat pelatihan ini kami juga memperdalam aspek pengolahan sensor dan data-data pada robot yang juga dapat dibantu oleh AI,” ungkapnya.

Serupa dengan Dion, Glenn pun sebelumnya pernah memiliki pengalaman dalam riset di bidang autonomous mobile robot (AMR), atau robot yang dapat bergerak mandiri. Sedangkan Ramadhan, dirinya selama ini banyak mengeksplorasi penerapan teknologi digital di bidang kesehatan seperti perancangan citra medis.

Baca Juga :  Indonesia-Belanda Berkolaborasi Atasi Permasalahan Global
Tiga Mahasiswa ITS penerima beasiswa IEEE AISS bersama salah satu pemateri, Dr Arogbonlo Adetokunbo

Lebih lanjut, keberhasilan mereka dalam mengikuti program ini tak lepas dari peran pembimbing riset mereka, Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng. Profesor tersebut berujar, kesempatan beasiswa untuk menghadiri pelatihan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh mahasiswa ITS. “Ini menjadi kesempatan memperluas pengalaman internasionalisasi mereka,” ujar Guru Besar Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ini.

Terlepas dari rasa ingin tahu yang besar dalam keilmuan yang diminati, pengalaman internasionalisasi ini dapat membuka kesempatan bagi mahasiswa ITS untuk memperluas koneksi dengan orang-orang dari berbagai negara dengan minat riset yang sama. “Kita harus terus mengusahakan internasionalisasi bagi mahasiswa ITS secara keseluruhan, agar mereka bisa terus memperluas pengetahuan yang telah dimiliki,” pungkas Hery optimistis. (HUMAS ITS)