close

Tim Abmas ITS Beri Pelatihan Menjadi Wirausahawan Sanitasi

Penyerahan sertifikat pelatihan oleh Kadisnaker Sidoarjo Dr Fenny Apridawati SKM MKes (lima dari kanan) bersama perwakilan tim Abmas ITS, Camat Tulangan, dan beberapa peserta
Penyerahan sertifikat pelatihan oleh Kadisnaker Sidoarjo Dr Fenny Apridawati SKM MKes (lima dari kanan) bersama perwakilan tim Abmas ITS, Camat Tulangan, dan beberapa peserta

Kampus ITS, ITS News – Masih sering ditemuinya warga Sidoarjo yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS), mengindikasikan masih rendahnya kesadaran sanitasi yang higienis. Bermula dari hal tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Pusat Kajian Sustainable Development Goals (SDGs) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi pelatihan untuk meningkatkan kesadaran sanitasi sehat sekaligus menciptakan mindset bisnis sanitasi yang sangat berpotensi di Sidoarjo selama empat hari, mulai Rabu (10/11) lalu.

Anggota tim Abmas Pusat Kajian SDGs ITS Rifda Zukhrufi Almas menuturkan, pelatihan sanitasi ini bertujuan untuk mencetak calon wirausaha sanitasi sekaligus mengurangi pengangguran melalui hal tersebut. Selain itu, diselenggarakannya pelatihan ini juga mendukung terwujudnya SDGs nomor 6 terkait akses sanitasi yang layak. “Jadi, melalui pelatihan ini beberapa tujuan akan tercapai sekaligus,” ujarnya.

Rifda melanjutkan bahwa pelatihan bisnis sanitasi ini dilakukan dalam dua sesi, yakni sesi pemaparan materi dan sesi praktik. Adapun materi yang disampaikan tidak hanya berkaitan dengan cara pembuatan jamban sehat, tetapi juga manajemen keuangan dan peluang pasar. “Dengan demikian, setelah pelatihan usai dilakukan, peserta mampu menerapkan dan membangun wirausahanya sendiri,” ungkapnya.

Baca Juga :  Peduli pada Almamater dalam Cegah Penyebaran COVID-19, Alumni IPB University Angkatan 21 Sumbang Masker dan Alat Kesehatan Lainnya
Sesi pemaparan materi kepada peserta di Pendopo Kecamatan Tulangan, Sidoarjo
Sesi pemaparan materi kepada peserta di Pendopo Kecamatan Tulangan, Sidoarjo

Lebih lanjut, sesi praktikum pada pelatihan ini berfokus pada produksi pembangunan jamban. Peserta secara langsung akan diajarkan cara membuat replika jamban yang baik. Kemudian, peserta diminta untuk memproduksi jamban sendiri dan mengaplikasikannya pada rumah warga yang masih belum memiliki jamban. “Ada empat titik lokasi rumah warga berbeda yang tersebar pada empat desa di Sidoarjo,” tandasnya.

Kegiatan abmas ini dilakukan dengan tahap survei terlebih dahulu sebelum dilakukannya pelatihan bisnis sanitasi. Bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sidoarjo, tim abmas melakukan survei lokasi dengan kondisi minim kelayakan sanitasi. Alhasil, didapat tiga kecamatan terpilih untuk mengikuti pelatihan ini, yakni Kecamatan Tulangan, Krembung, dan Porong. “Dari ketiga kecamatan tersebut, 50 peserta yang tercatat tergabung dalam pelatihan bisnis sanitasi,” ucapnya.

Baca Juga :  Dukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Ditjen Diktiristek Serahkan Hibah Fasilitas Penunjang Riset Bidang Inovasi Pembelajaran

Setelah lokasi ditentukan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pelatihan bisnis sanitasi di Pendopo Kecamatan Tulangan. Tim yang terdiri dari Ir Eddy Setiadi Soedjono SE MSc PhD, Dr Agnes Tuti Rumiati MSc, Ir Lantip Trisunarno MT, dan tiga mahasiswa Departemen Statistika ITS ini berhasil digelar selama empat hari berturut-turut dengan lancar. Adapun luaran yang dicapai adalah peserta mampu memproduksi jamban dan mengetahui cara menjalankan bisnis sanitasi.

Peserta sedang melakukan briefing praktik pembuatan jamban di empat titik tersebar yang telah ditentukan di hari ketiga pelatihan sanitasi
Peserta sedang melakukan briefing praktik pembuatan jamban di empat titik tersebar yang telah ditentukan di hari ketiga pelatihan sanitasi

Di akhir, perempuan berkacamata ini menuturkan bahwa akan ada rencana tindak lanjut berupa survei lebih lanjut terkait BABS yang masih dilakukan oleh warga di tiga kecamatan tersebut pascapelatihan bisnis sanitasi. “Kami berharap agar antusiasme pelatihan ini tidak berhenti pada pemaparan selama empat hari saja, melainkan akan terus berlanjut dan menggerakkan kecamatan lainnya untuk sadar dan membuka usaha sanitasi,” pungkasnya. (HUMAS ITS)