close

Dirikan UKM, ITS Sulap Limbah Perikanan Menjadi Gelatin

Tim mahasiswa KKN Abmas ITS sedang memperlihatkan cara kerja alat pembuat gelatin dari limbah ikan ke warga setempat
Tim mahasiswa KKN Abmas ITS sedang memperlihatkan cara kerja alat pembuat gelatin dari limbah ikan ke warga setempat

Kampus ITS, ITS News – Berkembangnya industri perikanan berimbas terhadap tingginya limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendirikan sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memproduksi gelatin dari limbah perikanan.

Ketua KKN Abmas ITS Drs Lukman Atmaja MSi PhD menuturkan, limbah industri perikanan sebenarnya dapat diolah secara kimia menjadi bahan lain yang memiliki nilai tambah ekonomi, yakni gelatin. “Limbah yang dapat digunakan antara lain bisa berasal dari ikan tuna, ikan kakap, dan ikan laut lain yang cukup diambil tulang serta kulitnya saja,” papar Lukman.

Selain itu, lanjutnya, air serta zat asam dan basa juga diperlukan dalam pembuatan gelatin tersebut. Dalam pengolahannya, diperlukan alat ekstraktor, oven, kulkas, pengukur keasaman, serta alat-alat pendukung seperti ember, timbangan, dan alat penyaring.

UKM yang baru kali pertama ini diberi nama Berlian Laut Pact dan berlokasi di Kabupaten Pacitan yang cukup banyak memiliki desa nelayan. Menurut Lukman, masyarakat Pacitan umumnya kerap menyulap limbah perikanan menjadi tepung ikan untuk pakan ternak. “Meski prosesnya sederhana, kekurangan produk ini adalah kandungan nutrisi yang tidak begitu besar dan harga yang kurang bersaing dengan pasar,” ungkapnya.

Baca Juga :  Sambut Hari Lebah Sedunia, Pakar IPB University Bicara Faktor Berpengaruh pada Populasi Lebah di Indonesia
Warga melakukan pemisahan tulang serta kulit ikan sebelum dimasukkan ke dalam alat ekstrator gelatin
Warga melakukan pemisahan tulang serta kulit ikan sebelum dimasukkan ke dalam alat ekstrator gelatin

Sebelumnya, tim KKN Abmas ITS telah melakukan penggalian potensi sumber bahan baku dan sumber daya manusia (SDM) yang terkait dengan produksi gelatin ikan. “Saat itu kami melakukan studi literatur, kunjungan ke Kantor Dinas Perikanan Pacitan, dan meninjau lokasi produksi,” terang dosen Departemen Kimia ITS tersebut.

Selanjutnya, tim KKN Abmas ITS melakukan sosialisasi prosedur pembuatan gelatin, pengenalan cara kerja alat kepada para stakeholders UKM, serta dilakukan pula kunjungan ke beberapa alternatif lokasi produksi oleh tim. Selain itu, tim KKN Abmas ITS juga membuka konsultasi dan pendampingan daring untuk mempermudah proses produksi sekaligus pemasaran produk UKM yang berlokasi di Lingkungan Kebon, Ploso, Pacitan.

Proses penyaringan bakal gelatin untuk diproses lebih lanjut
Proses penyaringan bakal gelatin untuk diproses lebih lanjut

Kegiatan yang berlangsung sejak Agustus hingga Desember 2021 ini diikuti oleh enam dosen yang terdiri dari Drs Lukman Atmaja MSi PhD, Prof Dr Didik Prasetyoko SSi MSc, Prof Dr Djoko Hartanto MSi, Dr Drs Eko Santoso MSi, dan Prof Setiyo Gunawan ST PhD. “Selain itu, 14 mahasiswa dari Departemen Biologi dan Kimia ITS juga turut bergabung dalam merampungkan kegiatan ini,” imbuh Lukman.

Baca Juga :  Bantu Produktivitas Petani, Mahasiswa ITS Gagas Aplikasi SR-Farmer

Selama kegiatan berlangsung, Lukman mengaku mengalami sedikit kendala dikarenakan produksi gelatin ini mengharuskan masyarakat setempat terampil tentang proses kimia. Untuk itu, tim KKN Abmas ITS akan terus melakukan pembinaan walaupun periode pelaksanaan KKN telah berakhir. “Respon yang kami dapat dari masyarakat sekitar usai kegiatan konsultasi pun cukup baik,” tuturnya.

Hasil penyaringan dalam bentuk bakal gelatin untuk diproses lebih lanjut
Hasil penyaringan dalam bentuk bakal gelatin untuk diproses lebih lanjut

Terakhir, Lukman berharap UKM ini dapat memberikan untung pada enam sampai delapan bulan setelah pendiriannya. Dengan begitu, UKM ini akan turun membantu penyediaan gelatin halal, khususnya di kawasan Jawa Timur. “Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi masyarakat Pacitan,” tutupnya. (HUMAS ITS)