close

Awardee IISMA Perkenalkan Budaya Indonesia di Luar Negeri Lewat CULTURISE Challenge

Jakarta, Kemdiktisaintek – Selain memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di luar negeri, program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) juga mendorong mahasiswa untuk menjadi duta budaya Indonesia. Bukti kontribusi awardee IISMA dalam memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia dapat dilihat melalui acara IISMA CULTURISE Challenge Final Assessment & Awarding Session 2024 yang digelar secara daring melalui Zoom.

“Dalam kegiatan pagi hari ini, kami mengharapkan presentasi materi-materi terbaik dari mahasiswa sekalian, yang juga mencerminkan pemahaman para mahasiswa terhadap budaya Indonesia. Inilah yang membedakan program IISMA dengan program lain, karena program ini memiliki sentuhan non-akademik yang bisa membawa Indonesia agar lebih dikenal di luar negeri,” papar Rachmat Sriwijaya, Kepala Program IISMA, saat memberikan sambutan.

CULTURISE (Culture United for Reconnection, Inspiration, Sharing and Empowerment) merupakan salah satu Challenge dalam program IISMA. Challenge adalah kegiatan non-akademik yang digelar sebagai media pengembangan kapasitas diri, serta bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang berkesinambungan dan menghasilkan awardee yang mampu berkolaborasi, beradaptasi, dan berkreasi tanpa batas.

Dalam CULTURISE, awardee IISMA diharuskan menggelar kegiatan sosial dan budaya di lingkungan Perguruan Tinggi Luar Negeri atau host university dalam rangka menyemarakkan salah satu dari tiga momen penting bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Challenge CULTURISE dibagi menjadi tiga tema yaitu Symphony of Independence untuk memaknai Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, Cultural Harmony untuk meramaikan Hari Batik pada 2 Oktober, dan Echoes of Heroism untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November.

Baca Juga :  Tim Antasena dan Sapuangin ITS Juarai Kompetisi Pemrograman Internasional

Dalam CULTURISE Challenge, terdapat 168 host university yang dibagi menjadi empat batch. Kemudian, mahasiswa IISMA di setiap host university diminta melakukan kegiatan sosial dan promosi budaya Indonesia yang bersifat bebas dan kreatif, sekaligus menghasilkan produk pendukung berupa publikasi sebelum dan sesudah kegiatan, aftermovie, serta press release.

Setelah menjalankan CULTURISE Challege, Awardee juga diharuskan mempresentasikan kegiatan yang sudah mereka jalankan kepada para panelis yang ada di Indonesia pada sesi IISMA CULTURISE Challenge Final Assessment & Awarding Session 2024. Presentasi ini dibagi menjadi empat periode berdasarkan empat batch yang sudah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan dalam beberapa breakout room Zoom, yang masing-masing dihadiri dua panelis. Para panelis kemudian akan memberikan kritik dan saran kepada setiap kelompok, serta memilih satu kelompok terbaik per breakout room.

Pada sesi presentasi, dua mahasiswa perwakilan dari setiap host university akan menjelaskan detail kegiatan kebudayaan yang sudah digelar, tantangan dan evaluasi selama melaksanakan kegiatan, serta memutarkan video aftermovie.

Acara IISMA CULTURISE Challenge Final Assessment & Awarding Session Batch 2 dengan tema Cultural Harmony digelar pada Sabtu (9/11) lalu secara daring. Pada momen tersebut, awardee IISMA mempresentasikan berbagai kegiatan yang sudah mereka lakukan seperti menggelar workshop batik, melakukan pertunjukan drama, membagikan makanan khas Indonesia dan jajanan tradisional, mempertontonkan tarian tradisional, hingga mengajak mahasiswa setempat untuk bermain permainan tradisional.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Covid-19, ITS Serahkan CoFilm+ Antivirus Coating ke RSUA

IISMA CULTURISE Challenge Final Assessment & Awarding Session Batch 2 melibatkan 49 host university yang kemudian dibagi menjadi 8 breakout room. Delapan host university yang dipilih menjadi pemenang dari setiap breakout room adalah Pontificia Universidad Catolica de Chile, University of Missouri-Kansas City, University College Cork, Western University, Universitat Pompeu Fabra (Barcelona), Cornell University, Korea University, dan Vytautas Magnus University.

Acara ditutup dengan pesan dari perwakilan panelis, yaitu Raden Safrina dari Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam pesannya, Safrina memberikan ucapan selamat kepada semua awardee IISMA yang telah berhasil memperkenalkan kebudayaan Indonesia di luar negeri dengan cara dan kreativitas masing-masing. Safrina juga berharap agar awardee IISMA tidak berhenti sampai di sini dan dapat terus menjadi duta budaya Indonesia.

“Saya sangat berharap kesadaran akan ke-Indonesia-an ini tidak berhenti di sini saja, tetapi dikembangkan, ditularkan, dan dilihat kembali sebagai sebagai sebuah kesadaran bahwa saya ini orang Indonesia dan wakil Indonesia di negara lain,” pungkas Safrina.