close

Relawan Mahasiswa Kesehatan siap Diterjunkan Membantu Masyarakat Hadapi Covid-19

Siaran Pers
Nomor: 026/Sipers/IV/2020

Jakarta – Radio Republik Indonesia melakukan Gelar Wicara Radio, Rabu (1/4), membahas Edukasi Program Relawan Mahasiswa Kesehatan hadapi Pandemi COVID-19 melalui RRI PRO-3 88,8 FM dan rri.co.id secara daring. Dialog tersebut merupakan edukasi kepada masyarakat mengenai peran relawan mahasiswa kesehatan yang akan diterjunkan membantu menghadapi pandemi COVID-19. Dialog tersebut dijalankan secara interaktif, sehingga masyarakat ikut berpartisipasi untuk bertanya terkait program relawan mahasiswa kesehatan menghadapi pandemi COVID-19.

Dalam Gelar Wicara Radio tersebut menghadirkan plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam; Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi; Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Budu; dan Nauval, Sekretaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI).

Kemdikbud turut mendukung penanganan wabah Covid-19 dengan beberapa kebijakan. “Pertama, imbauan pelaksanaan pembelajaran perkuliahan secara daring. Kedua, penyediaan 13 Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan di bawah Kemdikbud (RS PTN) untuk memberikan pelayanan pasien Covid-19, melakukan tes dan penelitian Covid-19. Ketiga, mendukung penerjunan relawan mahasiswa yang berasal dari prodi bidang kedokteran dan kesehatan lainnya, tenaga kesehatan, dan non-kesehatan. Keempat, mengimbau rekan dosen dan peneliti untuk melakukan penelitian yang dapat diterapkan atau mengembangkan alat-alat kesehatan, perlindungan diri, respirator, ventilator, dengan semangat gotong royong menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Nizam.

Nizam menyampaikan strategi koordinasi antar kementerian dan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program relawan mahasiswa ini, menurutnya selama ini tidak ada kendala yang signifikan. “Dalam melaksanakan koordinasi ini tidak lagi terkendala dengan masalah tempat dan transportasi, karena semua dilakukan secara daring. Sekarang ini melakukan pertemuan sangat mudah dan cepat. Bahkan bisa berkoordinasi dengan 15.000 relawan mahasiswa dalam waktu 3 hari untuk melakukan pelatihan dengan webinar, sehingga biaya juga sangat efisien,” jelasnya.

Bentuk gotong royong relawan mahasiswa kesehatan menghadapi pandemi Covid-19 merupakan implementasi kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Nizam jelaskan bahwa kegiatan belajar-mengajar tidak harus dilaksanakan di dalam kelas ataupun laboratorium. Mahasiswa dapat turun langsung sebagai relawan, memahami permasalahan langsung di lapangan, memberi solusi, dan melayani masyarakat. Program seperti relawan ini bisa disetarakan dengan SKS. Karena esensinya mahasiswa relawan dapat berpartisipasi langsung di masyarakat akan mendapat nilai SKS.

Baca Juga :  Persiapkan Sejak Dini Seleksi Pilmapres Tingkat Institut, DKV ISI Surakarta Bekali Tiga Wakil Mahasiswa

Setelah melewati masa pelatihan relawan mahasiswa kesehatan selama 3 hari melalui media daring, beberapa mahasiswa relawan mulai dikelompokkan untuk diterjunkan ke lapangan, namun tidak bersentuhan langsung dengan pasien. Contohnya, mahasiswa relawan terbagi ke beberapa tempat seperti ke Kementerian Kesehatan untuk melayani pusat layanan informasi, dan relawan yang sudah memiliki kompetensi sebagai tenaga kesehatan (seperti dokter, perawat, ners, dll) akan ditugaskan di wisma atlit. Untuk tahap awal, lebih dari 1.000 relawan mahasiswa kedokteran (co-as) didistribusikan ke 6 wilayah AIPKI dan Dinkes terkait untuk melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, ODP, PDP melalui media daring, sesuai dengan kebutuhan di tiap daerah.

Nauval mengatakan bahwa ISMKI menjadi koordinator bagi 15.000 mahasiswa relawan kesehatan menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya ISMKI telah berkoordinasi dengan lebih dari 15 organisasi mahasiswa kesehatan yang bernaung dalam Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI), serta lebih dari 80 BEM Fakultas Kedokteran dan kesehatan dari seluruh Indonesia, untuk menjaring mahasiswa relawan. Relawan tersebut nantinya bertugas dalam berbagai peran mulai dari menyebarkan informasi hingga mengedukasi masyarakat.

“Di tengah simpang siurnya informasi mengenai Covid-19 dan dunia kesehatan, relawan mahasiswa turut berperan penting memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan menyusun narasi dan konten informasi yang tepat, seperti rapid test, ODP, PDP, hingga penanganan hoax buster,” ungkapnya.

Selama penanganan Covid-19, AIPKI dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengirimkan surat untuk bekerja sama dengan pimpinan perguruan tinggi, khususnya Dekan Fakultas Kedokteran. Upaya tersebut menurut Ketua AIPKI, Budu, merupakan langkah koordinasi pusat yang diberikan kepada satuan pendidikan tinggi di beberapa wilayah dalam rangka memantau pelaksanaan relawan mahasiswa kesehatan.

Baca Juga :  Abdidaya PPK Ormawa Resmi Dibuka, Perburuan 148 Medali Dimulai

“AIPKI membentuk satuan gugus tugas di setiap wilayah AIPKI 1-6 yang nantinya menjadi pusat informasi pelaksanaan kegiatan dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan provinsi,” imbuhnya.

AIPKI menerapkan beberapa langkah strategis dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan mahasiswa relawan kesehatan. “Di tingkat wilayah, monev memanfaatkan struktur yang sudah ada. Mahasiswa akan dilengkapi dengan sistem logbook, monitoring tertulis, sehingga dapat memantau implementasi program,” ujar Budu.

Sementara itu Aris Junaidi menambahkan, saat ini Tim TIK Kemdikbud telah menyiapkan platform sistem informasi RECON (Relawan Covid-19 Nasional) sebagai media monitoring dan evaluasi kegiatan relawan mahasiswa kesehatan Kemdikbud, yang dapat diakses melalui relawan.kemdikbud.go.id.

Selain itu, mahasiswa yang menjadi relawan akan mendapatkan apresiasi dari Kemdikbud. Ia menyampaikan bahwa nantinya mahasiswa relawan akan mendapatkan sertifikat dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Kemudian, kegiatan relawan akan dikonversi menjadi nilai SKS.

Pada akhir acara tersebut, Nizam pun berpesan bahwa semangat gotong royong tetap dikobarkan, namun keselamatan dan keamanan diri tetap perlu dijaga.

“Kita perlu menjaga semangat volunteerism, altruism, gotong royong, bela negara, dan nasionalisme selama menghadapi wabah pandemik Covid-19. Tetap semangat dalam melaksanakan tugas sebagai relawan, menjaga kesehatan, lindungi diri jika harus turun ke lapangan, jangan ragu bertanya kepada dosen, Profesor, guru pembimbing ketika ada hal yang tidak bisa diatasi sendiri. Istirahat jika lelah dan jangan memaksakan diri,” tutupnya. (DZI/HIL/AND/ALV)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan