close

Mempererat Ikatan Alumni dan Dukungan Program KM: Cermin Kegiatan Seremonial Pelepasan Angkatan 7 BPMP Gorontalo dan Papua

Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Gorontalo dan Papua melaksanakan kegiatan seremonial pelepasan peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 7 pada Senin (19/02) secara hybrid. Meski dalam satu rangkaian acara yang sama, tiap provinsi memiliki suasana khasnya masing-masing.

Program Kampus Mengajar sendiri merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar sambil berdampak dengan menjadi mitra guru di sekolah sasaran terpilih. Selama bertugas, mahasiswa akan fokus dalam menyusun dan melaksanakan program-program penguatan literasi dan numerasi (litnum), adaptasi teknologi hingga membangun budaya belajar yang menyenangkan.

Bentuk Wadah Kolaborasi, BPMP Gorontalo Resmikan Ikatan Alumni Program Kampus Mengajar

BPMP Provinsi Gorontalo meresmikan Ikatan Alumni Program Kampus Mengajar bersamaan dengan acara pelepasan peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 7. Ikatan alumni ini merupakan inisiatif dari BPMP Gorontalo untuk menyediakan wadah kolaborasi bagi para alumni program untuk melanjutkan dampak bagi pembangunan pendidikan di provinsi Serambi Madinah tersebut.

Kepala BPMP Gorontalo, Rudi Syaifullah, dalam peresmian menyampaikan bahwa BPMP Gorontalo sangat mengapresiasi dampak dan keberhasilan dari pelaksanaan Program Kampus Mengajar yang telah terlaksana di Gorontalo sejak tahun 2021.

“Kami melihat bahwa dampak Program Kampus Mengajar sangat luar biasa. Ada praktik baik di Gorontalo di mana terdapat pemerintah daerah yang bahkan mendukung pelaksanaan program-program mahasiswa secara langsung,” terang Rudi.

Sejak tahun 2021, terdapat 370 alumni Program Kampus Mengajar di Provinsi Gorontalo. Menurut Rudi, dengan banyaknya sekolah yang masih masuk dalam kategori level litnum rendah, harapannya dengan adanya Ikatan Alumni Program Kampus Mengajar bisa menjadi langkah baik dalam pelibatan generasi muda untuk ikut membangun pendidikan di Gorontalo.

“Ketika kami melihat secara langsung di lapangan bagaimana dampak kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar, kami sangat senang. Mahasiswa berhasil membangun pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai program-program serta metode pembelajaran yang kreatif. Hasilnya, anak-anak siswa juga senang dan semakin semangat dalam menuntut ilmu,” imbuh Rudi.

Rudi melanjutkan bahwa BPMP Gorontalo juga melihat potensi mahasiswa untuk bisa berkarya, berdiskusi, bertukar ide, dan berkontribusi aktif bagi pendidikan di Gorontalo. Salah satu bentuk dukungan BPMP Gorontalo adalah menyediakan sekretariat di kantor BPMP untuk mendukung program-program Ikatan Alumni Program Kampus Mengajar.

Baca Juga :  Kolaborasi Kemdikbudristek dan Google Kembali Hadirkan Program Bangkit 2023 dengan Kuota 3 Kali Lebih Banyak

Sementara itu Kepala Program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Asri Aldila Putri, menyambut baik inisiatif BPMP Gorontalo dalam membentuk ikatan alumni tersebut. Menurut Asri, ikatan alumni ini adalah hadiah kepada mahasiswa Program Kampus Mengajar yang telah berani untuk mengabdi dan berkontribusi bagi pendidikan di Indonesia.

“Kami senang karena jerih payah pengabdian mahasiswa disambut sangat baik oleh para pemangku kepentingan di daerah. Harapannya, ikatan alumni ini bisa menjadi katalisator bagi para alumni Program Kampus Mengajar untuk menghadirkan bakti pendidikan di daerah asalnya,” pungkas Asri.

BPMP Papua Siap Dampingi Pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 7

Kegiatan seremonial pelepasan peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 7 di Papua dihadiri oleh 27 mahasiswa terpilih untuk bertugas di delapan sekolah sasaran yang tersebar di enam kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Keerom, Kota Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Nabire.

Kepala BPMP Provinsi Papua, Junus Simangunsong, mengatakan bahwa di Provinsi Papua masih terdapat banyak sekolah yang mendapatkan rapor merah pada Rapor Pendidikan sejak tahun 2021. Menurutnya, masih ada banyak indikator yang menyatakan bahwa level litnum sekolah di Papua ada di tingkat yang belum memuaskan.

Junus melanjutkan bahwa dalam implementasinya, mahasiswa akan mendukung proses transformasi pembelajaran pada episode-episode Merdeka Belajar di sekolah sasaran dengan berfokus pada pengembangan litnum, karakter, minat, dan bakat siswa.

Dalam aspek penguatan litnum sebagai tujuan utama dari Program Kampus Mengajar, Junus menyampaikan bahwa aspek tersebut adalah kompetensi dasar yang menjadi fondasi agar siswa Indonesia mampu lebih adaptif dengan perubahan saat ini.

“Nantinya mahasiswa juga diharapkan bisa membangun budaya belajar yang menyenangkan, sehingga anak-anak siswa bisa senang ketika belajar,” tutur Junus.

Dalam pelaksanaan penugasan mahasiswa di sekolah sasaran pada tanggal 26 Februari mendatang, Junus menegaskan bahwa BPMP Papua berkomitmen untuk mendampingi mahasiswa selama program berlangsung.

Di akhir sambutannya, Junus mengajak dinas pendidikan di kabupaten/kota tempat mahasiswa ditugaskan agar bisa berkolaborasi selama program berlangsung. “Mari bersama-sama kita memastikan pelaksanaan Program Kampus Mengajar bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Baca Juga :  Kunjungi Unsrat, Dirjen Dikti Soroti Peran Rumah Sakit Pendidikan untuk Membangun Sumber Daya Unggul

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari PDM-10 Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUDDikdasmen), Josua Siahaan, juga menyampaikan bahwa sebagai upaya memperkuat proses implementasi kebijakan pemulihan pembelajaran, Kemendikbudristek melalui Ditjen PAUDDikdasmen membentuk PMO PDM-10 dengan fokus pemulihan dan transformasi pembelajaran di sekolah.

“Dalam kolaborasinya, PDM-10 kembali bekerja sama dengan Program Kampus Mengajar di bawah ampuan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dan juga melibatkan peran dan dukungan dari BB/BPMP serta dinas pendidikan agar mencapai tujuan bersama yakni peningkatan literasi dan numerasi siswa melalui pendampingan mahasiswa di sekolah penugasan,” kata Josua.

Sebagai upaya mengawal pelaksanaan Program Kampus Mengajar, BPMP Papua pun melaksanakan berbagai rangkaian seperti evaluasi, mengundang alumni untuk membagikan praktik baik kepada peserta hingga menyusun rencana pendampingan.

Dalam wawancara di kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Biak, Kamarudin, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar. Ia menyampaikan, di Kabupaten Biak sendiri telah ada penugasan mahasiswa Kampus Mengajar sejak tahun 2023.

“Kami melihat banyak hal positif dari Program Kampus Mengajar. Di antaranya para guru yang dibantu oleh mahasiswa menjadi lebih termotivasi untuk berinovasi dalam mengajar dan mahasiswa juga mampu memotivasi para siswa agar lebih semangat dalam belajar,” ujarnya.

Menyambut pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 7 di Kabupaten Biak, Kamarudin menitipkan pesan dan harapan agar praktik baik yang nanti akan dilakukan oleh mahasiswa bisa diteruskan oleh para guru.

Hingga tahun 2023 sendiri, Program Kampus Mengajar telah menerjunkan lebih dari 112.000 mahasiswa untuk menjadi mitra guru di lebih dari 25.000 sekolah seluruh nusantara. Pada semester pertama tahun 2024, sebanyak 32.000 lebih mahasiswa telah dilepas untuk bertugas di Program Kampus Mengajar Angkatan 7.

Informasi lebih lanjut mengenai Program Kampus Mengajar, dapat diakses melalui Instagram resmi Kampus Mengajar: @kampusmengajar; Laman MBKM Program Kampus Mengajar: https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/mengajar; dan surat elektronik Kampus Mengajar: kampus.mengajar@kemdikbud.go.id