close

Kedaireka dan Matching Fund untuk Akselerasi Reka Cipta Perguruan Tinggi dan DUDI

Jakarta – Kedaireka menjadi terobosan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk berkolaborasi menciptakan beragam inovasi. Untuk mengetahui perkembangan platform Kedaireka dan program pendanaan matching fund yang telah diluncurkan pada akhir 2020 lalu, Ditjen Dikti mengadakan Webinar Kedaireka Outlook 2021, Kamis (4/2). Dalam webinar ini dipaparkan hasil perjalanan dan proses Kedaireka di tahun 2020 dengan berbagai kolaborasi di dalamnya, yang menggandeng sinergi pentahelix dari pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, industri, dan media.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menyampaikan bahwa kita perlu bergandengan tangan dengan industri, berkolaborasi, dan kerja sama. Sehingga terjadi link and match, dan pentahelix antara DUDI dan perguruan tinggi. Maka dalam hal ini Kemendikbud menghadirkan Kedaireka sebagai match meeting point yang memberikan akses bagi perguruan tinggi dan DUDI, tanpa terkecuali perusahaan kecil yang juga dapat menyampaikan permasalahan dan melakukan kerja sama.

“Kolaborasi antara DUDI dan perguruan tinggi menjadi penting, karena ekonomi yang terus berinovasi. Kita tidak bisa terus mengandalkan impor, baik itu kebutuhan pangan, kesehatan, manufaktur dan beragam kebutuhan lainnya,” ujar Nizam.

Sebagaimana diketahui jumlah perguruan tinggi di Indonesia lebih banyak daripada lembaga riset, sehingga melalui hal ini hasil riset dari perguruan tinggi diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan segala sektor. Nizam mengharapkan hasil riset yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dapat beramplifikasi dampaknya.

“Saat ini 5 dari 10 Unicorn di Asia Tenggara lahir dari Indonesia, lahir dari para milenial dan anak muda. Ini membuktikan bahwa anak muda Indonesia sangat kreatif,” kata Nizam.

Sekretaris Ditjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi program kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri untuk menciptakan akselerasi ekosistem reka cipta dalam platform Kedaireka. Ia pun mengajak untuk menjadikan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang bisa mempertemukan inventor dengan investor.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Menjadi Tuan Rumah Caratakers of the Environmental International Conference Tahun 2023

“Platform Kedaireka akan terbuka selama 24 jam bagi para inventor dan investor untuk dapat berdialog, menghasilkan karya yang dapat berguna bagi kemajuan negara,” ujar Paris.

Selain itu, Paris juga mengajak praktisi industri untuk bergabung menjadi dosen praktisi dan dosen luar biasa di Kemendikbud khususnya di perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan mengundang para dosen untuk melakukan diseminasi hasil kerja melalui Kedaireka.

“Dosen juga diharapkan ikut melakukan transformasi proses pembelajaran, mulai dari persiapan kurikulum sampai dengan menempatkan mahasiswa magang, kredit transfer baik di dalam atau pun di luar negeri,” kata Paris.

Paris menambahkan dalam Kampus Merdeka, perguruan tinggi akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) sehingga dapat dilakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan relevansi antara kurikulum di perguruan tinggi dan hubungan dengan dunia kerja.

“Perguruan Tinggi diharapkan menjadi think tank agar dapat terjadi relevansi antara perguruan tinggi dan industri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” harap Paris.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti, Ridwan meyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan insentif berupa pendanaan dalam bentuk matching fund sejumlah 250 miliar bagi perguruan tinggi dan DUDI yang berhasil bekerjasama melalui platform Kedaireka. Kedaireka dan matching fund dapat menjembatani reka cipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan kebutuhan teknologi yang diperlukan oleh IDUKA.

“Dana matching fund akan mengurangi risiko kerugian di tahap research and development serta dapat mendukung menghasilkan produk dengan tingkat kesiapan teknologi yang lebih baik berkat dukungan dana yang cukup untuk melakukan riset, melibatkan lebih banyak insan dikti berkolaborasi, serta mendorong terjadinya dialog dan menyusun proposal bersama yang selanjutnya disubmit ke kementerian untuk mendapatkan pendanaan,” tutur Ridwan.

Baca Juga :  Dua Dosen Jurusan Tari ISI Yogyakarta dimuat dalam Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta Edisi ke-18

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Achmad Adhitya mengatakan selama ini Tim Akselerasi telah berdialog dengan 300 industri dan hasilnya adalah beberapa industri memiliki tantangan dalam menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi. Beberapa tantangan kolaborasi tersebut diantaranya belum adanya ruang kolaborasi untuk berdialog antara perguruan tinggi dan IDUKA, belum adanya pemerataan kerja sama antara perguruan tinggi dan IDUKA, serta masih minimnya informasi mengenai produk/jasa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi.

“Dalam beberapa kasus, terdapat kampus yang memiliki banyak mitra, sedangkan di sisi lain masih terdapat kampus yang kesulitan dalam mencari mitra dikarenakan akses yang belum mendukung,” papar Adhitya.

Berdasarkan hal tersebut, Kedaireka hadir untuk memberikan kesempatan kepada seluruh insan dikti dalam memublikasikan produk hasil pemikirannya, sehingga seluruh informasi produk yang telah dihasilkan dapat diakses oleh IDUKA. Adhitya mengatakan saat ini telah terdaftar lebih dari 7500 inventor dan 569 Industri di dalam platform Kedaireka.

“Melalui Kedaireka membuka kesempatan yang sama bagi seluruh perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan berbagai industri, serta memangkas rantai birokrasi. Sehingga melalui platform ini insan dikti hanya perlu mengunggah proposal inovasi dan nanti industri akan melihat inovasi yang cocok untuk berkolaborasi,” jelas Adhitya.

Adhitya juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan platform Kedaireka dengan platform lainnya, yaitu adanya dana pendamping sebanyak 250 miliar, serta adanya keterlibatan mahasiswa dalam program kolaborasi dalam akselerasi kemampuan mahasiswa untuk berkembang optimal.
(YH/DZI/FH/DH/NH/RAH/FAN/DON)

Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz