close

Jumpa Sobat Merdeka: Ajang Temu dan Apresiasi

Jakarta, Kemendikbudristek – Kampus Merdeka menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk mengapresiasi para penerima manfaat yakni mahasiswa, dosen, dan praktisi. Melalui platform Cerita Kampus Merdeka, mereka diajak berbagi pengalaman saat mengikuti program-program Kampus Merdeka atau Kampus Merdeka Mandiri. Hanya dalam waktu yang singkat, tercatat sebanyak 1.313 tulisan yang masuk ke platform. Ribuan tulisan autentik dari para penerima manfaat ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru yang lebih seimbang kepada publik tentang Kampus Merdeka.

            “Apa yang kita lakukan adalah mencoba untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia terkait dengan capaian-capaian di dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ucap Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono.

            Menurut Gugup, ada banyak cerita baik tentang Kampus Merdeka. Namun, ada banyak pula yang belum mendengar atau membaca cerita baik tersebut. “Kontribusi kalian salah satunya adalah menyebarkan cerita baik atau lesson learned,” kata Gugup.

Salah satu kanal penyebaran informasi yang dapat dipilih penerima manfaat adalah platform Cerita Kampus Merdeka. Penerima manfaat dapat mengunggah lebih dari satu tulisan, bahkan karya mereka dapat diikutsertakan dalam lomba penulisan bertajuk “Merdeka Berkarya Bercerita” yang diadakan pada 5-15 Juli lalu. Mahasiswa alumni dan dosen yang paling banyak mengirimkan tulisan berasal dari Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dengan total 477 tulisan, diikuti oleh Program Kampus Mengajar sebanyak 288 tulisan. Praktisi pun tidak kalah banyak, terhitung ada 205 tulisan karya praktisi.

Baca Juga :  Herman Lantang, Salah Seorang Pendiri Mapala UI Tutup Usia

Pemenang Lomba Merdeka Berkarya Bercerita diumumkan di kegiatan apresiasi lanjutan yaitu “Jumpa Sobat Merdeka” yang diadakan di Ruang Graha Utama, Kemendikbudristek, pada Kamis (25/7) siang. Mahasiswa, baik alumni maupun calon peserta program Kampus Merdeka, hadir dari berbagai daerah. Contohnya Fitrah yang datang dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia bercerita ini kali pertama dirinya bepergian dengan pesawat terbang.

“Saya perlu transit hingga ke dua kota,” kata Fitrah.

Pengalaman seru lainnya dialami oleh Lisan Shidqi Zul Fahmi yang didapuk sebagai Juara 1 untuk Kategori Mahasiswa. “Kaget, senang juga karena bagi saya itu hanya tulisan sederhana yang merekam perjalanan kehidupan saya yang sangat bersejarah, bisa merantau, menuntut ilmu dari budaya lain, dari masyarakat lain,” tutur mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda, Universitas Pendidikan Indonesia, yang akrab disapa Shidqi.

Tulisan Shidqi menceritakan pengalamannya belajar di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, dengan menjadikan Sastra Batak sebagai program studi induk. Menurut Shidqi, Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) menjadi jalan untuk memecah stereotip antar dua etnis besar di Indonesia yakni Sunda dan Batak. Baginya, slogan Program PMM yaitu “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya” benar terasa adanya.

Juara 2 Kategori Mahasiswa dimenangkan oleh Syifa Aullia Roziyah dari Universitas Islam Indonesia yang menceritakan perjalanannya bertugas di Sekolah Dasar Negeri Sukamaju 04, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sementara untuk Kategori Dosen, Juara Favorit diraih oleh Vivi Indriyani dari Universitas Negeri Padang dan Muhammad Nur dari Universitas Pendidikan Indonesia.

Baca Juga :  KERJASAMA UNTAD DENGAN IPB & PEMDA SULTENG DALAM PROGRAM SPR

Untuk Kategori Praktisi, Juara Favorit dimenangkan oleh Priyandono dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Gresik dan Ernasari Sri Asih Wulandari yang merupakan Guru Pegawai Negeri Sipil di Sekolah Dasar Negeri Rawaapu 06 Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

“Tidak menduga, jauh-jauh dari Jawa Timur sampai ke ibu kota akhirnya saya bisa memberikan tulisan yang cukup bisa menginspirasi para pembaca utamanya yaitu adik-adik mahasiswa,” ucap Priyandono.

Selain pengumuman pemenang lomba penulisan, acara “Jumpa Sobat Merdeka” juga menghadirkan dua tokoh terkemuka di industri kreatif dan digital yaitu Sal Priadi, penyanyi sekaligus penulis lagu, dan Marchella Febritrisia Putri atau lebih dikenal Marchella FP, penulis buku terlaris “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” yang telah diangkat ke layar lebar, serta editor kanal pendidikan kompas.com yang merupakan salah satu juri, Ayunda Pininta Kasih, yang berbagi ilmu mengenai cara menuangkan ide-ide kreatif dalam bentuk tulisan.

Selain mengapresiasi penerima manfaat program Kampus Merdeka, baik flagship maupun mandiri, acara “Jumpa Sobat Merdeka” pun sukses menciptakan ruang dialog inspiratif antar mahasiswa, alumni, dosen, serta praktisi.